Senin, 18 Januari 2010

3D : Dialog, Debat, Diskusi (part 1)

Kita sering mendengar tiga istilah yang menjadi judul di postingan ini,dialog,debat dan diskusi. Namun mungkin jika kita diminta untuk menjelaskan perbedaan diantara itu,kita akan bingung mencari perbedaannya.
Disini kita akan membahas perbedaan dan tehnik dari dialog,debat dan diskusi.

DIALOG

PENGERTIAN

Dialog  secara etimologi terdiri dari dua kata yang berasl dari bahasa yunani διά (dia)yang artinya jalan batu
cara  dan λόγος (logos) yang berarti kata sehingga dialog dapat diartikan sebagai bagimana cara manusia dalm mengunakan sebuah kata.( sumber:en.wikipedia.org)

1. Pemikiran David Bohm (1917-1992), seorang fisikawan yang mengembangkan teori komunikasi yang berbasis pada teori kuantum dan teori relativitas, patut dipertimbangkan. Menurutnya, dialog bukan diskusi. Bahkan, dialog berlawanan dengan diskusi yang punya kecenderungan menuju sebuah goal tertentu, mencapai sebuah persetujuan, memecahkan persoalan atau memenangkan opini seseorang. Dialog bukan sebuah teknik untuk memecahkan persoalan atau sarana resolusi konflik.(sumber:kaosblog.com)

2. Dialog juga dapat diartikan sebagi sebuah percakapan timbal balik antara dua orang atau lebih.(sumber: merriam-webster.com)

3. Hans-Georg Gadamer melukiskan dialog sebagai proses dua pihak yang saling memahami satu dengan yang lain dimana setiap orang membuka dirinya untuk menerima cara pandang orang lain sebagai hal yang layak dipertimbangkan. (Gadamer 1979:347)(sumber: kaosblog.com)

4. Dialog sebenarnya menyatakan proses berpikir dan perubahan cara berpikir menjadi proses berpikir yang kolektif. Pada proses dialog saat orag lain berkata sesuatu, pihak lain mendengarkan dan memberikan respon yang menyatakan bahwa ia sependapat dengan orang yang sebelumnya.(sumber : wikipedia.org/bohm_dialogue)

5. Bisa disimpulkan bahwa Dialog adalah proses dua pihak yang saling memahami satu dengan yang lain dalam bertukar informasi.

Fakta Tentang Dialog
1.    Banyak orang terjebak pada penyamarataan dialog dan diskusi. Lebih parah lagi, meskipun judulnya dialog, yang terjadi adalah debat, baik debat terbuka maupun debat intern dalam diri kita sendiri.Bagi Bohm, tujuan dialog adalah menyingkap ketidaklogisan dalam pemikiran kita. Dengan melakukan itu, sangat mungkin untuk menemukan atau membangun kembali sebuah kesadaran kolektif yang original dan kreatif. Proses dialog adalah proses penyadaran.

Dalam dialog, sekelompok orang dapat mengeksplorasi prasangka-prasangka (apriori, pre-judgments) yang secara halus mengontrol suatu proses komunikasi. Prasangka (ide, keyakinan, perasaan) inilah yang sebenarnya berperan penting dalam menentukan suatu komunikasi sukses atau gagal. Dialog dengan demikian menjadi sarana observasi secara kolektif untuk menyingkap nilai-nilai dan intensi-intensi tersembunyi yang mengontrol perilaku kita. Dalam bahasa Bohm, dialog adalah suatu arena dimana ‘collective learning’ terjadi yang memunculkan perasaan harmoni, persahabatan dan kreatifitas.  Karena kondisi alamiah dialog yang eksploratif, maka menurut Bohm, tidak ada suatu metode yang tetap dan aturan yang baku untuk ditetapkan sebagai dasar dialog. Bagi Bohm, esensi dialog adalah belajar, “....not as the result of (consuming a body of
information or doctrine imparted by an authority, nor as a means of examining or
criticising a particular theory or programme, but rather as part an unfolding
process of creative participation between peers”.

Dalam pemikiran Bohm, beban terberat dalam memulai dialog adalah mengenal pikiran, dorongan dan prasangka yang ada di dalam diri kita. Karenanya, selain mendengarkan orang lain, hal yang tak kalah penting dalam dialog adalah mendengarkan diri kita sendiri (menurut Bohm, mendengar sama pentingnya dengan
berbicara). Dalam proses ini kita harus membawa ke permukaan segala reaksi, dorongan, perasaan dan opini sehingga hal-hal tersebut bisa dilihat dan dirasakan dan juga direfleksikan oleh orang lain. Dengan menaruh perhatian pada dorongan dan perasaan yang selama ini begitu kuat mendeterminasi secara bawah sadar bagaimana kita melihat dan bersikap terhadap orang lain maka perasaan itu, layaknya pencuri, akan merasa malu dan melepaskan cengkramannya.

Jika tahapan ini sudah bisa dicapai, maka kita akan bisa melihat makna yang lebih dalam yang terbentang dalam proses pemikiran kita dan merasakan struktur yang tidak koheren dari setiap tindakan kita yang secara otomatis selalu kita lakukan. Jika setiap kelompok masyarakat yang berdialog mampu mengungkap setiap prasangka yang tersembunyi itu maka seluruh proses yang mengalir dari pikiran, ke perasaan, tindakan dapat menyingkapkan sesuatu yang lebih dalam, makna yang lebih halus, yang membawa ke suatu koherensi baru atau dalam istilah Bohm, collective intelligence.
  
Secara teknis Bohm menyarankan agar peserta dalam proses dialog itu berkisar antara 20 sampai 40 orang yang duduk saling berhadapan satu dengan yang lain dalam suatu lingkaran. Sementara untuk lamanya berdialog, Bohm melihat durasi dua jam adalah batas maksimal. Jika waktu berdialog terlalu lama, akan beresiko terjadi kebosanan yang berakibat pada berkurangnya kualitas dialog. (sumber: kaosblog.com)

2.  Hubungan dialog mempunyai ciri yang alamiah , hal tersebut dapat mengurangi dan menyempurnakaan logika tidak hanya dari segi tata bahasa. Mereka juga dapat membicarakan subjek yang berfariasi., dimana tidak ada bahasa ataupun kata – kata yang tidak mereka mengerti. (sumber : Philosophical, theological, and social concept dari wikipedia)

Teknik Dialog menurut UNICORN
1.    Bertanya
2.    Bertanya dengan What, Who, Where, When, Why dan How
3.    Bertanya terhadap hal yang meragukan
4.    Berbicara yang benar
5.    Berbicara sedikit
6.    Berbicara efektif
7.    Komunikasi terselubung
8.    Sentuhan pada kemanusiaan melalui ketulusan

Teknik Dialog secara umum,yaitu :
A.Inisiatif
Inisiatif itu merupakan sifat dasar dari sembarang dialog, karena inisiatif akan menentukan keseluruhan ragam komunikasi sehingga dapat ditentukan tipe-tipe pengguna yang dituju oleh sistem yang dibangun. Dua jenis inisiatif yang paling sering digunakan adalah inisiatif oleh komputer dan inisiatif oleh pengguna. Dalam inisiatif oleh komputer, pengguna memberikan tanggapan atas prompt yang diberikan oleh komputer untuk memasukkan perintah atau parameter perintah, biasanya berupa serangkaian pilihan yang harus dipilih (pilihan menu), atau sejumlah kotak yang dapat diisi dengan suatu nilai parameter (seperti pengisian borang), atau suatu pertanyaan yang jawabannya harus dinyatakan dengan cara tertentu, misalnya dengan ya/tidak atau dengan bahasa alamiah. Karakteristik utamanya adalah bahwa dialog itu terdiri atas sekumpulan pilihan yang telah didefinisikan sebelumnya.

Sebaliknya, inisiatif oleh pengguna mempunyai sifat keterbukaan yang lebih luas: pengguna diharapkan memahami sekumpulan perintah yang harus ditulis menurut aturan (sintaksis) tertentu. Contoh yang bisa diambil dalam kelompok ini adalah bahasa perintah yang ditujukan kepada sistem operasi, dan conto-contoh lain yang sejenis. Dalam berbagai aplikasinya, kedua karakteristik di atas biasanya digunakan secara bersama-sama.

B.Keluwesan
Sistem yang luwes atau fleksibel adalah sistem yang mempunyai kemampuan untuk mencapai suatu tujuan lewat sejumlah cara yang berbeda. Keluwesan sistem tidak hanya sekedar menyediakan sejumlah perintah-perintah yang memberikan hasil yang sama. Karakteristik penting dalam mencapai keluwesan suatu sistem adalah bahwa sistem harus dapat menyesuaikan diri dengan keinginan pengguna, dan bukan pengguna yang harus menyesuaikan diri dengan kerangka sistem yang telah ditetapkan oleh perancang sistem.
Keluwesan juga dapat dilihat dari adanya kesempatan bagi pengguna untuk melakukan customizing dan memperluas antarmuka dari sebuah sistem untuk mmenuhi kebutuhan pribadinya.

C.Kompleksitas
Di atas sudah dijelaskan bahwa keluwesan yang sering dituntut pengguna harus dibayar dengan kompleksitas implementasi yang semakin bertambah besar. Secara umum, dapat dikatakan bahwa kita tidak perlu menggunakan atau membuat antarmuka leih dari apa yang diperlukan, karena tidak ada keuntungan yang dapat diperoleh, malahan akan menjadikan implementasinya menjadi lebih sukar. Dengan demikian, diperlukan pengelompokan dalam menerapkan model yang diinginkan pengguna ke dalam sistem, dan hal ini dapat diperoleh dengan menggunakan hirarkhi atau ortogonalitas atau keduanya.
Hirarki perintah ini dapat dimanfaatkan untuk menyatakan kelompok-kelompok perintah yang mempunyai karakteristik yang saling berkaitan satu dengan yang lain.

Ortogonalitas adalah teknik penstrukturan perintah menurut karakteistik bebasnya. Sebagai contoh, dimisalkan terdapat tiga karakteristik bebas X, Y, dan Z, yang masing-masing dapat dipilih dari 10 buah pilihan yang tersedia. Konfigurasi ini memungkinkan pemrogaman untuk menyajikan sampai 1000 buah perintah berbeda. Dalam hal ini pengguna sistem hanya perlu mengingat 30 item bebas (X1..X10, Y1..Y10, Z1..Z10). Teknik ini kebanyakan digunakan dalam hal penentuan parameter perintah.

D.Kekuatan
Kekuatan didefinisikan sebagai jumlah kerja yang dapat dilakukan oleh sistem untuk setiap perintah yang diberikan oleh pengguna.

E.Beban Informasi
Ragam dialog yang terjadi antara komputer dengan manusia lebih menitik beratkan pada penyajian informasi yang dihasilkan komputer kepada pengguna. Agar penyampaian informasi itu dapat berdaya guna dan berhasil guna, beban informasi yang terkandung di dalam suatu ragam dialog seharusnya disesuaikan dengan aras pengguna. Jika beban itu terlalu tinggi, pengguna akan merasa sangat terbebani yang berkibat negatif dalam hal kemampuan pengolahan kognitif (cognitive) dan tingkah laku pengguna akan merasa bahwa sistemnya seolah-olah menyembunyikan kinerja penggunanya sendiri.

F.Konsistensi
Konsistensi merupakan atribut yang sangat penting untuk membantu pengguna dalam mengembangkan mentalitas yang diperlukan dalam pengoperasian sebuah sistem komputer. Sistem yang konsisten akan mendorong pengembangan mentalitas dengan cara memberikan semacam petunjuk kepada pengguna untuk mengekstrapolasi pengetahuan yangs saat itu ia miliki untuk dapat memahami perintah-perintah yang baru lengkap dengan pilihan yang ada. Biasanya, apabila seorang pengguna sudah dapat menggunakan sebuah perintah dengan suatu pilihan, biasanya ia merasa terdorong untuk menggunakan perintah yang sama dengan berbagai opsion yang bebeda.

G.Umpan Balik
Ketika sebuah program aplikasi sedang dijalankan, pengguna seringkali harus menunggu sampai komputer menampilkan hasil yang ia inginkan. Tetapi, pada program komputer yang tidak ramah, pengguna sering harus menunggu proses yang sedang berjalan, sementara pengguna tidak mengetahui status proses saat itu, apakah sedang melakukan komputasi, sedang mencetak hasil, atau bahkan komputernya macet (hang) karena suatu sebab. Program yang demikian tidak baik menurut ukuran pengguna, karena program tidak memberikan umpan balik kepada pengguna akan apa yang akan ia kerjakan saat itu.

H.Observabilitas
Sistem dikatakan mempunyai sifat observabilitas apabila sistem itu berfungsi secara benar dan nampak sederhana bagi pengguna, meskipun sesungguhnya pengolahan secara internalnya sangat rumit. Hal ini seringkali sukar diperoleh, khususnya ketika model sederhana dari aktifitas internal yang rumit perlu disajikan kepada pengguna. Kesukaran akan muncul ketika pengguna mencoba melampaui batas model sistem (misalnya karena adanya kesalahan) dan sistemnya tidak mampu memberikan respons yang dapat dipahami pengguna.

I.Kontrolabilitas
Kontrolabilitas merupakan kebalikan dari observabilitas, dan hal ini berimplikasi bahwa sistem selalu berada di bawah kontrol pengguna. Agar hal ini tidak tercapai, antarmukanya harus mempunyai sarana yang memungkinkan pengguna untuk dapat melakukan kendali.

J.Efisiensi
Efisiensi dalam sistem komputer yang melibatkan unjuk kerja manusia dan komputer secara bersama-sama adalah throughput yang diperoleh dari kerjasama antara manusia dan komputer. Sehingga, meskipun efisiensi dalam aspek rekayasa perangkat lunak sistem menjadi sangat penting jika mereka berpengaruh pada waktu tanggap atau laju penampilan sistem, seringkali perancang lebih memilih untuk memanfaatkan hasil teknologi baru untuk meminimalkan ongkos pengembangan sistem. Sebaliknya, tidak dapat dipungkiri bahwa biaya personal dari seorang ahli semakin meningkat dari waktu ke waktu.

K.Keseimbangan
Strategi yang diambil dalam perancangan sembarang sistem manusia-komputer haruslah dapat membagi-bagi pekerjaan antara manusia dan komputer seoptimal mungkin. Tabel 3.1 menunjukkan kemampuan relatif dari manusia dan komputer. Secara esensial, perbedaan ini menunjukkan adanya kekuatan dan kelemahan yang bersifat komplementer dari manusia dan komputer. Manusia dapat menangani persoalan yang berurusan dengan perubahan lingkungan, pengetahuan yang tidak pasti dan tidak lengkap, sementara komputer lebih cocok untuk pekerjaan yang bersifat perulangan dan rutin, penyimpanan dan pencarian kembali data secara handal, dan memberikan hasil komputasi yang sangat akurat dalam hal pengolahan numerik dan logika.

Anda cuma bisa hidup sekali saja didunia ini, 
tetapi jika anda hidup dengan benar, 
sekali saja sudah cukup.

- untitled -

0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar